Laman

S'lamat Datang di Blog SAYA by: SALMON MARBUN'SE_AK

Sabtu, 15 Juni 2013

BAB II LAPORAN RUGI LABA (INCOME STATEMENT)DAN NERACA (BALANCE SHEET)


Laporan rugi laba adalah laporan yang menunjukkan kinerja atau prestasi operasi perusahaan selama satu periode operasi.Laporan rugi laba digunakan oleh pengguna untuk:
1.       Mengevaluasi kinerja/prestasi periode lalu suatu entitas dan membandingkannya dengan kinerja perusahaan lain yang sejenis.
2.       Laporan rugi laba dapat digunakan sebagai dasar memprediksi kinerja perusahaan di masa yang akan dating.
3.       Menaksir risiko dan ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan. Dengan informasi tentang pendapatan dan biaya pengguna dapat mnaksir risiko ketidaktercapaian arus kas masa depan perusahaan.
Walaupun manfaat yang diberikan laporan rugi laba cukup banyak, namun pengguna harus menyadari bahwa beberapa pos dalam laporan  laba-rugi disusun berdasarkan asumsi dan estimasi. Beberapa kelemahan lain adalah:
      1.       Suatu peristiwa atau transaksi yang tidak bisa diukur dengan andal tidak akan dilaporkan dalam laporan rugi laba meskipun mungkin mempengaruhi operasi perusahaan.
2.       Jumlah laba atau penghasilan sangat dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan.
3.       Pengukuran laba/penghasilan banyak melibatkan pertimbangan.
Laporan rugi laba sering digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja/prestasi perusahaan atau prestasi manajernya.Informasi laba atau rugi dalam laporan ini juga bisa mempengaruhi harga saham perusahaan yang tercatat di bursa efek.Agar prestasi suatu perusahaan atau manajernya tampak baik, maka sering terdapat dorongan atau motivasi untuk menyesuaikan laba agar sesuai atau melebihi target atau membuat laba terlihat kurang berisiko.Perilaku ini membuat kualitas informasi dalam laporan rugi laba menjadi berkurang keandalannya.Tindakan ini disebut Manajemen laba (Earnings Management), yaitu merencanakan pengakuan pendapatan, biaya, keuntungan atau kerugian dengan maksud meratakan laba. Tindakan ini dilakukan dengan meningkatkan pendapatan dengan mengakui pendapatan masa yang akan dating pada periode sekarang atau menunda pengakuan pendapatan periode ini untuk diakui di periode yang akan dating. Tindakan yang serupa dapat dilakukan untuk akun-akun biaya, keuntungan dan kerugian.Manajemen laba sering juga disebut Perataan laba (Income Smoothing).


Penghasilan (laba) neto entitas dihasilkan dari transaksi-transaksi pendapatan, biaya, keuntungan atau kerugian.Seluruh transaksi-transaksi yang berhubungan dengan pos-pos tersebut diiktisarkan dalam laporan rugi laba. Defenisi masing-masing elemen laporan rugi laba adalah:
1.       Pendapatan (Revenue): Arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya dari aktivaatau pelunasan hutang  (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode, yang berasal dari penyerahan barang atau menghasilkan barang, penyerahan jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi pusat yang berlanjut dari suatu entitas.
2.       Biaya (Expenses): Arus keluar atau penggunaan lainnya dari aktiva atau keterjadian kewajiban (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode dari penyerahan atau produksi barang, penyerahan jasa, atau melakukan aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi pusat yang berlanjut suatu entitas.
3.       Untung (Gains): Peningkatan dalam ekuitas (aktiva neto) yang berasal dari aktivitas incidental (kadang-kadang) atau tambahan (peripheral) suatu entitas dan dari seluruh transaksi lainnya dan peristiwa lainnya dan keadaan yang mempengaruhi entitas selama suatu periode kecuali  yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi pemilik.
4.       Rugi (Losses): Penurunan dalam ekuitas (aktiva neto) dari aktivitas incidental (kadang-kadang) atau aktivitas tambahan (peripheral) suatu entitas dan dari seluruh transaksi dan peristiwa lainnya dan keadaan yang mempengaruhi entitas selama suatu periode kecuali yang dihasilkan dari biaya atau distribusi kepada pemilik.


Pelaporan rugi laba dengan menggunakan pendekatan ini dilakukan dengan menyatukan semua sumber pendapatan atas dua bagian, pendapatan dan biaya.Seluruh pendapatan yang berasal dari operasi ataupun non operasi disatukan pelaporannya dan seluruh biaya juga disatukan baik yang bersumber dari operasi maupun dari non operasi. Bentuk laporan laba-rugi dengan menggunakan pendekatan ini adalah:


Bentuk ini merupakan bentuk sederhana dari laporan rugi laba. Penggunaan pendekatan ini untuk menghindari kesalahan pengklasifikasian item-item pendapatan dan biaya. Pendekatan ini jarang digunakan untuk laporan rugi laba yang diperuntukkan bagi pengguna diluar perusahaan (kreditur, investor, pemerintah,dll).


Dengan pendekatan ini, laporan laba-rugi disusun dengan memisahkan pendapatan yang diperoleh dari operasi, biaya-biaya operasi, pendapatan-pendapatan non operasi, dan biaya-biaya non operasi.Pembagian ini membuat laporan rugi laba lebih bermanfaat bagi pengguna.Pengklasifikasian pendapatan dan biaya didasarkan kepada jenis perusahaan dan fungsi-fungsi yang terlibat dalam perusahaan.
Pengklasifikasian yang biasa dilakukan untuk perusahaan manufaktur dan industri adalah:
1.       Bagian operasi, yaitu bagian yang melaporkan pendapatan dan biaya yang terjadi dari operasi utama usaha:
·         Penjualan atau bagian pendapatan operasi. Bagian ini menunjukkan pendapatan, diskun penjualan, penyisihan penjualan, pengembalian penjualan (retur) dan informasi lainnya yang berkaitan dengan pendapatan operasi.  Setiap subseksi itu dijumlahkan untuk memperoleh penjualan neto.
·          Kos dari Barang Terjual (Cost of Goods Sold), yaitu  yang menunjukkan jumlah kos dari barang yang dijual pada periode tersebut.
·          Biaya Penjualan (Selling Expenses), yaitu  yang meunjukkan daftar biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan penjualan, misalnya biaya promosi, gaji bagian penjualan,dll.
·          Biaya Administrasi dan Umum (Administrative or General Expenses), yaitu  yang melaporkan biaya-biaya administrasi atau biaya umum.
2.       Bagian Non Operasi, yaitu laporan pendapatan dan biaya yang dihasilkan dari aktivitas tambahan atau bukan utama perusahaan. Keuntungan atau kerugian yang jarang terjadi atau yang tidak biasa umumnya dilaporkan di bagian ini. Bagian ini dibai atas dua bagian:
·         Pendapatan lainnya dan keuntungan, yaitu suatu daftar pendapatan yang diperoleh atau keuntungan yang terjadi dari trnsaksi diluar operasi (non operasi).
·         Biaya Lainnya dan kerugian, yaitu suatu daftar biaya atau kerugian yang berasal dari transaksi diluar operasi (non operasi).
3.       Pajak Penghasilan, yaitu pajak penghasilan badan yang dikutip oleh Pmerintah dari operasi yang berlanjut.
4.       Operasi-operasi tidak berlanjut (Discontinued operations), yaitu keuntungan atau kerugian yang material yang dihasilkan dari penjualan suatu segmen usaha
5.       Pos-pos yang tidak biasa (Extraordinary Items) yaitu keuntungan atau kerugian yang tidak biasa dan jarang terjadi
6.       Pengaruh kumulatif dari perubahan dalam Prinsip-Prinsip Akuntansi, yaitu pengaruh perubahan prinsip akuntansi yang telah digunakan beberapa period eke prinsip kuntansi yang baru.
7.       Laba per saham (Earnings per share).


Transaksi-transaksi yang jarang terjadi dapat dibagi atas beberapa kategori:
1.       Operasi-operasi yang tidak berlanjut (Discontinued operations);
Operasi-operasi yang tidak berlanjut terjadi karena terjadinya arus kas negatif atau rugi  yang terus menerus dari salah satu segmen bisnis sehingga segmen atau divisi itu harus dihentikan atau dijual. Setelah segmen bisnis dilepas, maka tidak ada keterlibatan perusahaan induk pada segmen atau divisi itu. Keuntungan atau Kerugian yang disebabkan operasi yang tidak berlanjut dilaporkan di laporan rugi laba  setelah bagian “Laba dari operasi berlanjut” namun sebelum pos-pos luar biasa
2.       Pos-pos luar biasa (Extraordinary Items)merupakan pos-pos yang jumlahnya relatif besar  (material) namun bukan peristiwa yang berulang dan peristiwa itu sangat jauh menyimpang dari aktivitas utama perusahaan dan tidak bisa diramalkan (diprediksi) terjadi. Misalnya: kerugian karena terjadi bencana alam.  Suatu pos dikatakan extraordinary apabila kedua kriteria berikut dipenuhi:
·         Sifatnya tidak biasa;
·         Sangat jarang terjadi atau jarang sekali berulang
3.       Keuntungan-keuntungan dan kerugian-kerugian yang tidak biasa (Unusual Gains and Losses), misalnya: penghapusan piutang usaha, penghapusan sediaan, keuntungan atau kerugian karena fluktuasi kurs,keuntungan atau kerugian karena harga kontrak, keuntungan atau kerugian dari penjualan aktiva tetap;
4.       Perubahan-perubahan dalam prinsip Akuntansi, misalnya perubahan dari penggunaan metode LIFO menuju FIFO dalam akuntansi sediaan, atau perubahan metode penyusutan aktiva tetap.
5.       Perubahan-perubahan dalam estimasi akuntansi, misalnya perubahan umur ekonomis aktiva tetap.
Terdapat tiga cara pelaporan pos-pos yang tidak teratur:
1.       Pendekatan memasukkan seluruh pos-pos tidak teratur (All- Inclusive approach); yaitu memasukkan seluruh pos-pos yang tidak teratur yang terjadi pada periode itu ke laporan laba-rugi. Kesalahan-kesalahan pengukuran atau pelaporan laba dan perubahan-perubahan estimasi dan pemakaian metode akuntansi pada periode yang lalu tidak dimasukkan dalam laporan laba-rugi periode ini, namun disesuaikan ke laba ditahan.
2.       Pendekatan kinerja operasi periode berjalan (Current operating performance approach); Dengan menggunakan pendekatan ini, laporan rugi laba hanya berisi informasi pendapatan dan biaya dari operasi yang teratur. Pendapatan dan biaya yang diperoleh secara tidak teratur tidak dicantumkan dalam laporan rugi laba namun dalam laporan perubahan ekuitas
3.       Pendekatan memodifikasi all-inclusive concept;
Pendekatan ini hampir sama dengan pendekatan all-inclusive concept,  namun untuk pos-pos yang tidak teratur harus tampak jelas (highlighted) di laporan keuangan sehingga pengguna laporan keuangan dapat menilai dengan jelas kemampuan perusahaan  mencapai laba di masa depan. Pendekatan ini juga memasukkan pengaruh kumulatif perubahan prinsip akuntansi periode-periode sebelumnya ke laporan laba-rugi periode sekarang.Pendekatan ini sekarang banyak digunakan dalam praktik.

NERACA

Neraca merupakan salah satu laporan keuangan pokok yang sering juga disebut sebagai Laporan Posisi  Keuangan atau Laporan Aktiva, Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham suatu perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu.


Dengan memberikan informasi tentang aktiva, kewajiban/hutang dan ekuitas pemegang saham maka neraca  memberikan dasar untuk:
1.       Penghitungan rates of return dan pengevaluasian struktur modal perusahaan
2.       Menaksir risiko perusahaan dan arus kas masa depan dengan menghitung rasio-rasio likuiditas, solvensi dan fleksibilitas keuangan.
3.       Menaksir kesulitan keuangan perusahaan. Neraca dapat digunakan untuk menaksir kebangkrutan perusahaan. Salah satu model prediksi kebangkrutan perusahaan adalah model yang dikembangkan oleh Altman (1993) yang mengembangkan ukuran Z Score, yaitu kombinasi ukuran neraca dan laporan rugi laba untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Rumus yang dikembangkannya adalah:

Z
=
Modal kerja
x
1,2
+
laba ditahan
x
1,4
+
EBIT
x
3,3
+
Penjualan
x
0,99
+
Nilai Pasar Ekuitas
x
0,60
aktiva total
Aktiva Total
Aset Total
Aktiva Total
Kewajiban Total


Altman menemukan bahwa perusahaan yang memiliki nilai skor Z diatas 3 cenderung tidak akan bangkrut sedangkan skor Z dibawah 1.81 cenderung akan bangkrut.


1.   Hampir seluruhnya aktiva dan hutang (kewajiban) disajikan pada Kos Historikal (kos berdasarkan bukti transaksi) .Akibatnya pos-pos aktiva dan neraca sangat tinggi keandalannya, namun  tidak mencerminkan nilai saat ini ( Kos sekarang/ Current Cost) dari aktiva dan kewajiban.
2.       Dalam penyajian pos-pos di neraca, banyak melibatkan pertimbangan (Judgement) dan estimasi akuntansi.
3.       Banyak pos-pos yang memiliki kontribusi ke perusahaan diabaikan dan tidak dicatat di neraca (misalnya kos sumberdaya manusia).

KLASIFIKASI DALAM NERACA

Akun-akun riil (permanen) dipisahkan di neraca berdasarkan kelompok aktiva, kewajiban dan ekuitas.Pengelompokan ini dilakukan untuk memudahkan menganalisa sumberdaya yang dimiliki perusahaan dan struktur modal.Aktiva diklasifikasi atas aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Aktiva lancar merupakan aktiva yang diharapkan bisa dikonversi menjadi kas dalam waktu kurang atau sama dengan 1 tahun atau 1 siklus operasi normal. Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang diharapkan bisa di konversi menjadi kas dalam waktu lebih dari 1 tahun atau 1 siklus operasi normal atau memiliki manfaat dalam operasi melebihi 1 tahun.Masing-masing akun yang termasuk dalam kelompok aktiva diurutkan di neraca berdasarkan likuiditasnya, yaitu kemampuan aktiva tersebut dikonversi atau diubah menjadi kas.Semakin mudah aktiva tetap diubah menjadi kas, semakin diatas posisinya di neraca.
Kewajiban dikelompokkan atas kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.Kewajiban jangka pendek (current liabilities) merupakan keharusan atau hutang yang harus dilunasi paling lama 1 tahun sejak tanggal neraca.Kewajiban jangka panjang adalah keharusan atau hutang yang harus dilunasi melebihi 1 tahun sejak tanggal neraca.Dengan demikian, kewajiban diurutkan di neraca sesuai dengan urutan jatuh temponya.

Neraca dapat disajikan sebagai berikut:
XYZ,Inc
BALANCE SHEET
FOR YEAR END DEC 31, 20XX
ASSETS
LIABILITIES
Current Assets
Current Liabilities

Cash & Cash Equivalent
Short term investment

Account Payable
Unearned Revenue

Account Receivable

Accrued Expense

Accrued Revenue

Current Maturities of long term Liabilities

Inventories



Prepaid Expenses
Long Term Liabilities
Non current assets
Long Term Investment

Bond Payable
Fixed Assets

Mortgage Payable

Building

Long term Notes Payable

Accumulated Depreciation of Buildings
STOCKHOLDERS’ EQUITY
Intangible Assets

Capital Stock

Patent, Copyright,etc

Additional Paid-in Capital
Other Assets

Retained Earnings










Penjelasan Pos-pos Neraca:
1.       Current Assets (Aktiva-aktiva Lancar), yaitu aktiva  yang akan dikonversi menjadi kas, dijual atau dikonsumsi dalam satu tahun atau satu siklus operasi, mana yang lebih panjang. Aktiva lancar disajikan atau diurutkan di neraca berdasarkan likuiditas. Jika suatu asset dapat dikonversi menjadi kas atau akan digunakan untuk membayar hutang lancar dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi, mana yang lebih panjang, dikategorikan sebagai aktiva lancar.
2.       Long Term Investment (Investasi Jangka Panjang), yaitu investasi dalam sekuritas jangka panjang, investasi dalam aktiva tetap yang tidak digunakan dalam operasi, investasi dalam dana-dana khusus, dan investasi dalam anak perusahaan yang tidak dikonsolidasi atau perusahaan afiliasi.  Investasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun
3.   Fixed Assets (Aktiva Tetap), yaitu aktiva yang diperoleh perusahaan untuk dipakai dalam operasi normal perusahaan dan memiliki umur ekonomis jangka panjang (lebih dari satu tahun). Aktiva tetap biasanya disajiakn bersma dengan akun kontra (Contra Account) Akumulasi Penyusutan (Accumulated Depreciation).
4.       Intangible Assets (Aktiva-Aktiva Tak Berujud), yaitu aktiva yang tidak atau kurang memiliki substansi fisik  dan bukan merupakan instrument keuangan.  Dalam jangka panjang, aktiva berujud diharapkan dapat menambah arus kas masuk melalui peningkatan pendapatan pada perusahaan. Contoh dari aktiva ini adalah: Paten, Goodwill, hak cipta (Copyright).
5.       Other Assets (Aktiva-aktiva Lainnya), yaitu aktiva-aktiva yang tidak dapat dikategorikan pada aktiva-aktiva yang lain.
6.       Current Liabilities ( Hutang-hutang lancar), yaitu hutang yang akan dilunasi dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi, mana yang lebih panjang. Hutang lancar diharapkan akan dibayar dengan menggunakan aktiva lancar. Termasuk dalam kategori hutang lancar adalah: hutang dagang (Account Payable), Biaya yang masih terhutang (Accrued Expense), Pendapatan diterima dimuka (Unearned Revenue) dan hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun (Current Maturities o Long Term Liabilities). Hutang Lancar diurutkan berdasarkan urutan jatuh tempo dari hutang.
7.       Long- Term Liabilities (Hutang Jangka Panjang), yaitu hutang yang tidak akan dilunasi dalam siklus operasi atau satu tahun. Hutang ini  jatuh tempo pada suatu tanggal beberapa tahun kemudian. Contoh jenis hutang ini adalah hutang obligasi (Bond Payable)
8.       Stockholder’s Equity (Ekuitas Pemegang Saham), sering juga disebut sebagai aktiva neto (Net asset), yaitu sisa aktiva setelah dikurangi seluruh kewajiban kepada kreditur apabila diasumsikan perusahaan dilikuidasi. Termasuk dalam kelompok ini adalah: modal saham (saham biasa atau saham preferen), tambahan modal disetor (Paid in Capital), dan laba ditahan (Retained Earnings).