Kas merupakan aktiva atau sumberdaya ekonomi perusahaan
yang paling cepat dapat ditukarkan (likuid) dengan sumberdaya atau aktiva
lainnya dan tidak dibatasi penggunaannya.Yang termasuk kas adalah uang koin,
uang kertas, cek, uang yang disimpan di bank yang penggunaannya tidak dibatasi.
Aktiva yang setara dengan kas (atau: setara
kas) adalah aktiva lancar perusahaan yang segera dapat dikonversikan
menjadi kas. Yang termasuk aktiva setara kas adalah deposito berumur kurang
dari 3 bulan, investasi dalam surat hutang (obligasi) atau surat berharga
ekuitas (saham) yang dimaksudkan untuk spekulasi dan sewaktu-waktu dapat dijual
(marketable securities/available on sale
securities).
1.
Kas yang dibatasi
penggunaannya untuk tujuan tertentu (dana). Termasuk dalam pengertian dana
adalah:
·
Kas kecil (Petty Cash) yaitu dana yang disisihkan
untuk membayar pengeluaran-pengeluaran rutin perusahaan yang jumlahnya tidak
terlampau besar (material) atau tidak memerlukan cek. Biasanya jumlah kas kecil
tidak terlampau besar atau material, sehingga dana kas kecil digabungkan
pelaporannya dengan kas.
·
Penyisihan kas untuk
membayar obligasi (sinking fund) atau
untuk membayar pembangunan, pembelian atau renovasi aktiva tetap. Kas yang
dicadangkan untuk hal-hal tertentu apabila jumlahnya tidak material tetap
dilaporkan sebagai kas namun harus dicantumkan atau dijelaskan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to
Financial Statement). Apabila jumlahnya material, maka dana ini harus dipisahkan pelaporannya dengan
kas, apakah sebagai aktiva lancar lainnya atau sebagai investasi.
·
Penyisihan kas yang
diwajibkan bank sebagai syarat pinjaman. Kas
ini diklasifikasi sebagai investasi jangka panjang atau aktiva
lain-lain.
2.
Bank Overdraft
(cerukan)
Cerukan terjadi
karena saldo kas di bank tidak mencukupi membayar cek yang ditulis perusahaan
tetapi bank tetap membayarkannya dan akibatnya saldo di bank menjadi
minus.Cerukan atau Bank Overdraft
harus direklasifikasi (dipindahkan) menjadi hutang lancar.
Contoh: Saldo bank
PT. A per 31/12-2005 menunjukkan saldo (500).PT. A harus membuat reklasifikasi:
Cash 500
Bank
Overdraft 500
PENGENDALIAN ATAS KAS
Karena Kas memiliki risiko kehilangan dan kecurangan
yang tinggi, maka perusahaan sebaiknya menetapkan pengendalian internal yang
baik untuk kas. Beberapa pengendalian internal yang dapat diterapkan terhadap
akun kas adalah:
1.
Memisahkan fungsi
penyimpan, pencatat dan otorisasi kas untuk menghindari penyalahgunaan kas.
Kecurangan kas potensial terjadi apabila fungsi-fungsi itu disatukan.
2.
Menggunakan sistem Imprest(dana
tetap) untuk dana kas kecil. Sistem Imprest
menghasilkan pengendalian internal yang lebih baik daripada sistem dana
berfluktuasi.
3.
Melakukan perhitungan kas
(Cash Opname) secara mendadak pada
waktu tertentu
4.
Menyetorkan penerimaan kas
ke bank setiap hari.
5.
Menyimpan kas yang belum
sempat disetorkan ke bank di wadah penyimpanan yang aman dari pencurian dan
kebakaran (Misalnya: menyediakan brankas).
6.
Melakukan Rekonsiliasi
Bank
Dana
kas kecil adalah kas yang disisihkan untuk pengeluaran-pengeluaran harian yang
relatif kecil yang tidak memerlukan cek.Pada umumnya, system dana kas kecil
digunakan pada perusahaan yang melakukan pembayaran menggunakan cek. Dalam
mengoperasikan system dana kas kecil, dilakukan pemisahan antara kasir pemegang
kas kecil dengan kasir utama. Secara periodik kasir utama atau bendahara
mengisi kas di kasir kas kecil. Ada dua
pendekatan atau kebijakan dalam system
dana kas kecil:
·
Sistem Dana Berfluktuasi (Fluctuating system), yaitu sistem kas kecil dimana pengisian kas
kecil dilakukan dalam jumlah yang tidak teratur dan tidak didasarkan bukti kas
keluar. Setiap pengeluaran kas kecil yang terjadi langsung dicatat dengan
mengkreditkan akun kas kecil. Dalam sistem ini tidak ada pertanggungjawaban
terhadap pengeluaran kas kecil.
·
Sistem Dana Tetap (Imprest System), yaitu sistem kas kecil
dimana pengisian kas kecil didasarkan pada jumlah pengeluaran di bukti kas
keluar kas kecil. Pada saat transaksi terjadi tidak dilakukan pencatatan atas bukti-bukti
transaksi. Kasir kas kecil hanya mengumpulkan bukti- bukti pengeluaran kas.
Pencatatan transaksi pengeluaran dilakukan setelah dilakukan pengisian kas
kecil. Kas kecil diisi hanya sejumlah pengeluaran yang terjadi sehingga dana
kas kecil tetap, kecuali dilakukan kebijakan perubahan saldo kas kecil.
Contoh:
Pada tanggal 5/1-2006 PT. A membentuk dana kas kecil sebesar Rp.400.000 dan diisi setiap
minggu. Pengeluaran yang terjadi selama satu minggu adalah:
6/1-2006
|
Dibayar biaya perjalanan dinas
|
Rp.125.000
|
7/1-2006
|
Dibayar biaya bensin
|
Rp.20.000
|
9/1-2006
|
Pembelian alat tulis kantor
|
Rp.50.000
|
10/1-2006
|
Dibayar pembelian materai
|
Rp.18.000
|
11/1-2006
|
Dibayar biaya bensin
|
Rp.15.000
|
Tanggal
12/1-2006 kas kecil diisi. Catat transaksi diatas dengan menggunakan:
- Sistem imprest, dimana sewaktu penghitungan ditemukan jumlah kas kecil tersisa Rp.169.500
- Sistem berfluktuasi. Pengisian kas kecil Rp. 350.000. Berapa sisa kas kecil seharusnya?
Jawaban:
Transaksi
|
Pencatatan dalam sistem dana
tetap
|
Pencatatan dalam sistem
berfluktuasi
|
Dibentuk
dana kas kecil Rp. 400.000
|
Petty
Cash 400.000
Cash 400.000
|
Petty
Cash 400.000
Cash 400.000
|
6/1-06
Biaya perjalanan dinas
|
Tidak
dicatat
|
Traveling
expense 125.000
PettyCash 125.000
|
7/1-06
Biaya Bensin Rp. 200.000
|
Tidak
dicatat
|
Fuel
& Oil Expense 20.000
Petty Cash 20.000
|
9/1-06
Pembelian alat tulis Rp.50.000
|
Tidak
dicatat
|
Supplies
Expense 50.000
Petty Cash 50.000
|
10/1-06
Pembelian Materai
|
Tidak
dicatat
|
Supplies
Expense 18.000
Petty Cash 18.000
|
11/1-06
Pembelian Bensin Rp. 15.000
|
Tidak
dicatat
|
Fuel
& Oil Expense 15.000
Petty Cash 15.000
|
12/1-06
Pengisian kas kecil
|
Travelling
Expense 125.000
Fuel
& Oil Expense 35.000
Supplies
Expense 68.000
Cash
sort & Over 2.500
Cash 230.500
|
Petty
Cash 350.000
Cash 350.000
|
Saldo
kas kecil setelah pengisian
|
Rp.169.500+
Rp. 230.500 = Rp.400.000
|
Rp. 172.000+350.000 = Rp. 522.000
|
REKONSILIASI BANK
Rekonsiliasi bank dilakukan untuk menyesuaikan akun kas
di bank menurut catatan perusahaan dan menurut catatan bank seperti dilaporkan
pada rekening Koran.Apabila perusahaan memiliki rekening giro di bank, maka
bank mengeluarkan rekening Koran setiap bulan.Saldo kas yang tercatat di rekening
Koran biasanya berbeda dengan akun kas di bank menurut catatan perusahaan.Untuk
mengetahui penyebab perbedaan maka dilakukan Rekonsiliasi antara catatan di
buku kas entitas dan catatan yang ada pada rekening koran. Perbedaan biasanya
disebabkan oleh:
1.
Perusahaan telah mencatat
penerimaan kas yang sudah disetor ke bank, namun penerimaan itu belum terlihat
di rekening Koran bulan yang sama. Penyebabnya adalah entitas menyetor uang ke
bank pada saat akhir bulan dimana bank sudah tutup buku. Setoran ini mungkin
akan tercatat pada rekening Koran bulan berikutnya. Setoran yang belum terlihat
di rekening Koran disebut Setoran dalam perjalanan (Deposit in
transit).
2.
Perusahaan telah mencatat
pengeluaran cek (pengeluaran kas) di register cek, namun pengeluaran ini belum
terlihat pada rekening Koran pada bulan yang sama. Penyebabnya adalah cek yang
sudah dikeluarkan perusahaan belum dicairkan oleh penerima cek sampai akhir
bulan tutup buku bank. Pengeluaran ini disebut Cek yang belum dicairkan
(Outstanding Cheque). Karena belum diuangkan oleh si penerima cek, maka
bank belum mengurangkan dari saldo bank.
3.
Bank telah mencatat
penerimaan kas dalam rekening Koran bank, namun perusahaan tidak mengetahui
adanya penerimaan kas atau penagihan yang dilakukan bank sampai rekening Koran
diterima. Contoh: Setoran pelanggan yang langsung ke rekening perusahaan atau
penagihan bank kepada pelanggan (Collected by Bank)
4.
Bank telah mendebitkan/
membebankan perusahaan, namun perusahaan
belum mengetahui sampai rekening Koran diterima. Pembebanan bank (Bank Charges) biasanya terdiri dari:
·
Biaya administrasi, yaitu
biaya pengurusan rekening perusahaan
·
Cek kosong (Not Sufficient Fund/NSF), yaitu cek-cek
yang diterima perusahaan dari pelanggan namun ketika dicairkan dana pelanggan tidak
memadai.
5.
Kesalahan- kesalahan Bank
atau perusahaan.
Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi
adalah kesalahan mencatat jumlah cek atau penerimaan atau kesalahan pendebitan
atau pengkreditan yang dilakukan oleh bank.
Laporan rekonsiliasi bank bisa dibuat dalam beberapa
bentuk. Bentuk-bentuk laporan rekonsiliasi bank terdiri dari:
- Laporan Rekonsiliasi bank 1 kolomà menyesuaikan saldo rekening Koran bank agar sesuai dengan saldo kas di bank di buku besar atau sebaliknya, menyesuaikan saldo kas di bank di akun Buku besar perusahaan agar sesuai dengan saldo di rekening Koran.
- Laporan Rekonsiliasi bank 2 kolomà menyesuaikan saldo rekening Koran Bank dan catatan saldo kas di bank di buku besar perusahaan sehingga diperoleh saldo kas di bank yang sebenarnya.
- Laporan Rekonsiliasi bank 4 kolom (Proof of Cash)Ã biasanya digunakan oleh auditor untuk memeriksa mutasi bank perusahaan dan meguji saldo bank. Dilakukan dengan menyesuaikan saldo bank awal, penerimaan bank, pengeluaran bank dan saldo akhir.
Contoh:
PT. AYALA SUKSES
LAPORAN REKONSILIASI BANK
PER 30 Juni 2004
Saldo
menurut rekening Koran Rp.
7.000.000
- Setoran dalam perjalanan (Deposit in transit) 1.540.000
- Cek-cek beredar (Outstanding cheque ) Rp.
(2.000.000)
Saldo
akun kas di buku besar Rp.
6.540.000
Catatan
Kas
di Bank bulan Juli: Rekening Koran Buku
Saldo
31 Juli 2004 8.650.000 9.250.000
Setoran
Juli 5.000.000 5.810.000
Cek
bulan juli 4.000.000 3.100.000
Penagihan
wesel tagih 1.000.000 0
Biaya
bank 15.000 0
Cek
kosong (NSF Cheque) 335.000 0
Diminta:
Buat
Rekonsiliasi bank dengan bentuk 1 kolom, 2 kolom dan 4 kolom.
1. Laporan rekonsiliasi bank
1 kolom (menyesuaikan saldo kas di bank
menurut rekening Koran bank menuju saldo kas di buku besar perusahaan, atau
sebaliknya).
Untuk membuat laporan rekonsiliasi bank model ini,
diasumsikan salah satu saldo perlu disesuaikan menuju saldo yang dianggap benar.Apabila
saldo menurut rekening Koran bank perlu disesuaikan ke saldo menurut buku besar
yang diasumsikan benar, maka saldo menurut rekening Koran ditampilkan pada sisi
bagian atas. Sebaliknya, apabila saldo menurut buku besar perlu disesuaikan ke
saldo menurut rekening Koran, maka saldo menurut buku besar ditampilkan pada
sisi bagian atas. Model 1 kolom untuk rekonsiliasi bank PT. Ayala Sukses dapat
dibuat sebagai berikut:
PT.
AYALA SUKSES
LAPORAN
REKONSILIASI BANK
(Saldo
di rekening Koran menuju saldo di buku besar)
Per
31 Juli 2009
Saldo
menurut rekening koran
|
8.650.000
|
Ditambah:
|
|
Setoran
dalam perjalanan (Deposit in transit)
|
2.350.000
|
Pembebanan
oleh bank (Bank Charge)
|
15.000
|
Cek
tidak cukup dana (NSF Cheque)
|
335.000
|
|
|
Dikurang:
|
|
Cek-cek
yang masih beredar (Outstanding Checks)
|
(1.100.000)
|
Piutang
usaha (Notes Receivable)
|
(1.000.000)
|
|
|
Saldo
menurut Buku Besar
|
9.250.000
|
|
|
Keterangan:
1.
Pos- pos yang menambah
saldo rekening Koran adalah:
a.
penerimaan-penerimaanyang
sudah dicatat perusahaan namun belum terlihat
di rekening koran (yaitu setoran dalam perjalanan/deposit in transit). Perhitungan setoran dalam perjalanan dapat
dilihat pada pembahasan selanjutnya (laporan rekonsiliasi bank 2 kolom)
b.
pembebanan oleh Bank
(biaya administrasi, NSF Cheque) sudah dikurangkan bank dari saldorekening
koran dan pengeluaran ini belum dicatat pihak perusahaan. Agar saldo rekening
Koran sama dengan saldo menurut perusahaan maka pembebanan ini harus
ditambahkan kembali ke saldo rekening Koran.
2.
Pos-pos yang mengurangi
saldo rekening Koran adalah:
a.
pengeluaran-pengeluaran
yang sudah dicatat di buku besar namun tidak terlihat di rekening Koran
(contoh: Outstanding Cheque). Agar
saldo rekening Koran sama dengan saldo menurut perusahaan maka pengeluaran yang
sudah dicatat oleh pihak perusahaan juga harus dikurangkan dari saldo rekening
Koran.
b.
Penerimaan dari pelanggan
yang langsung diterima bank yang belum dicatat perusahaan ke buku besar (dalam
kasus itu adalah Note Receivable)
harus dikurangkan dari rekening Koran.
c.
Pendapatan bunga atas
simpanan (pendapatan jasa giro) belum dicatat oleh perusahaan penerimaan
sehingga harus dikurangi dari saldo rekening Koran.
2. Laporan rekonsiliasi bank
2 kolom (masing-masing saldo disesuaikan untuk mencari saldo yang seharusnya)
Laporan rekening Koran ini dibuat dengan menyesuaikan
kedua saldo, baik menurut buku besar ataupun menurut rekening Koran.Tujuannya
adalah mencari saldo yang seharusnya.
Model
2 kolom untuk kasus PT. AYALA SUKSES
dapat dibuat sebagai berikut:
PT.
AYALA SUKSES
LAPORAN
REKONSILIASI BANK
Per
31 Juli 2004
Saldo
menurut rekening koran
|
8.650.000
|
Saldo
menurut Buku Besar
|
9.250.000
|
Ditambah:
|
|
Menambah:
|
|
Setoran
dalam perjalanan (deposit in transit)
|
2.350.000
|
Wesel
tagih(Notes Receivable)
|
1.000.000
|
Mengurangi:
|
|
Mengurangi:
|
|
Cek-cek
masih beredar(Outstanding Checks)
|
(1.100.000)
|
Pembebanan
bank (Bank Charges)
|
(15.000)
|
|
|
Cek
tak cukup dana (NSF Cheque)
|
(335.000)
|
|
|
|
|
Saldo
seharusnya
|
9.900.000
|
Saldo
seharusnya
|
9.900.000
|
Keterangan:
1.
setoran dalam perjalanan (Deposit in
transit) bulan juli:
Pihak
perusahaan telah mencatat dan menyetor sejumlah uang ke bank namun setoran itu
tidak terlihat di rekening koran. Setoran sudah diterima bank namun karena
perbedaan waktu pengakuan maka setoran itu belum tercantum di rekening Koran
bulan juli (mungkin akan tercantum dalam rekening Koran berikutnya). Untuk
memeroleh saldo yang seharusnya maka jumlah setoran dalam perjalanan harus
ditambahkan pada sisi saldo menurut rekening Koran. Setoran dalam perjalanan
bulan juli dapat dihitung sebagai berikut:
Setoran
bulan juli menurut perusahaan………………………………………….
|
Rp.5.810.000
|
|
Setoran
bulan juli menurut rekening Koran (termasuk di dalamnya setoran dalam
perjalanan bulan juni)………………………………….
|
Rp.5.000.000
|
|
Setoran
dalam perjalanan bulan juni (masuk di rekening Koran bulan juli)……………………….
|
(Rp.
1.540.000)
|
|
Setoran
bulan juli seharusnya di rekening Koran…………………………….
|
(Rp. 3.460.000)
|
|
Setoran
dalam perjalanan bulan juli……………………………………………….
|
Rp.
2.350.000
|
2.
Cek-cek yang masih beredar
(Oustanding Cheques) bulan juli:
Cek-cek
yang masih beredar sudah dicatat mengurangi saldo kas perusahaan, namun karena
cek itu belum dicairkan maka bank belum mengurangkan saldo kas di bank/rekening
Koran.Pengeluaran ini pasti akan dicairkan pemegang cek sehingga sisi saldo
menurut rekening Koran harus dikurangi untuk mencari saldo seharusnya.
Perhitungan cek-cek yang masih beredar dapat dilihat di bawah ini:
Cek-cek
bulan juli dikeluarkan perusahaan……………………………………………..
|
Rp.
3.100.000
|
|
Cek
bulan juli menurut Rekening Koran (termasuk cek bulan juni)……………………………………………………….
|
Rp.
4.000.000
|
|
Cek-Cek
beredar bulan juni…………………………………..
|
(Rp.
2.000.000)
|
|
Cek
bulan juli yang sebenarnya diterima bank …………………………………………
|
(Rp.2.000.000)
|
|
Cek-Cek
yang beredar bulan juli……………………………………………………………….
|
Rp. 1.100.000
|
3.
Penagihan wesel tagih
Wesel tagih perusahaan sudah ditagih atau dibayarkan ke
bank . Penerimaan ini belum dicatat di buku kas perusahaan sehingga wesel tagih
ini ditambahkan ke saldo menurut catatan perusahaan.
4.
Pembebanan oleh bank
Pembebanan oleh bank dalam bentuk biaya administrasi
bank atau pembebanan bank karena menerima cek yang tidak cukup dana (NSF Check
atau cek kosong). Tentunga, pengurangan ini belum dicatat mengurangi saldo kas
menurut perusahaan sehingga harus dikurangkan pada sisi saldo menurut
perusahaan.
5.
Jasa Giro
Meskipun tidak termasuk dalam kasus diatas, jasa giro
harus ditambahkan ke saldo menurut catatan perusahaan karena bank telah
menambah saldo namun belum dicatat menambah saldo menurut perusahaan.
Program Akuntansi Murah
BalasHapusApakah perbedaan signifikan antara akun kas bank dan Bank ABC?